Sabtu, 01 September 2012

10 Pelukis yang Mengalami Gangguan Mental

Alur goresan kuas bercat pada kanvas, serta pemaduan warna dan warni yang indah senantiasa yang selalu disajikan oleh para pelukis dalam karya-karyanya. Beberapa penikmat dan orang awam pun dibuatnya terheran, terkagum dan terhipnotis ketika melihat karya lukisan-lukisan indah, namun tahukan Anda jika ada pelukis yang menderita kelainan ataupun gangguan jiwa baik temporal ataupun permanen, ketika berada dalam proses pembuatan karya. Dan banyak dari pengamat lukisan yang tidak tahu kondisi-kondisi kejiwaan yang memengaruhi karya seni lukis. Berikut 10 pelukis yang mengalami gangguan mental:

1. Vincent Van Gogh
Nama Vincent Van Gogh adalah sebuah legenda dan sosok mitos yang hidup di dalam dunia seni lukis, ia adalah seorang pelukis yang jalan hidupnya penuh sensasi dan kontroversi. Vincent Van Gogh (1853-1890) memang pantas dijadikan sebagai sosok teladan, semangat, pemikiran dan caranya meluapkan emosi ke dalam sebuah karya banyak mempengaruhi gaya-gaya lukisan modern saat ini, ia adalah sebuah ikon. Namun ternyata dibalik kebesaran namanya, Vincent Van Gogh memiliki kelainan serta gangguan mental yang juga memengaruhi kehidupannya. Ia menderita sebuah depresi akut, mengidap epilepsi—kemungkinan hal ini disebabkan oleh konsumsi absinthe secara berlebihan. Aksi kenekadnya pun diduga akibat sebuah dorong depresi yang dideritanya, ia memotong daun telinganya sendiri dengan menggunakan sebuah pisau cukur. Dan hidupnya berakhir di usia 37 tahun,ketika ia menembakkan sebuah pistol revolver ke arah dada/jantungnya sendiri. Komplikasi penyakit Ménière’s dan penyimpangan kepribadian (bipolar) adalah sebuah kondisi kesehatan yang diduga menyelimuti kedamaian kehidupan Van Gogh.

2. Edvard Munch

Edvard Munch (1863–1944) adalah seorang ikon pelukis dalam sebuah citra alienasi modern, salah satu karyanya, The Scream, adalah salah satu karya dan sumbangan besar terhadap aliran avant-garde. Namun, seiring dengan bertambahnya usia, Edvard merasakan ketidaknyamanan mulai mengganggu kehidupannya, bahkan mengarah kepada kegilaan. Ia ketakutannya akan kematian selalu menghantuinya, dan mimpi buruk yang selalu menghampiri dalam tidurnya setiap malam. Namun ketakutan dan kegelisahannya tersebut tertuang dalam goresan cat di atas kanvasnya, sehingga menjadikan warna dan gaya yang khas. Ketika kegelisahan dan halusinasinya muncul semakin sering, ia pun mengikuti sebuah terapi psikologi.

3. Fransisco Goya

Nama lengkapnya adalah Fransico Jose de Goya y Lucientes (17460-1828), seorang pelukis ternama dan legenda di dalam khazanah seni lukis Spanyol, karyanya berdiri diantara lukisan bergaya klasik dan modern Spanyol. Lukisannya yang romantis menginspirasi Bacon, Picasso, dan Manet. Walaupun lukisan de Goya itu tercipta dari sebuah kepribadian yang terasing, kesepian, ketakutan dan beberapa kelainan mental yang dideritanya. Selain terbukti mengalami gangguan jiwa, de Goya pun mengalami gangguan pada telinganya, sehingga seringkali tubuhnya kehilangan keseimbangan, dan bahkan mengalami ketulian. Ia didiagnosa menderita  Ménière’s, hingga paranoia-dimensia.

4. Georgia O’Keefe

Georgia O’Keefe (1887-1986)  adalah salah satu perintis pergerakan perempuan di dalam dunia seni, yang kemudian menjadi lebih dikenal sebagai tokoh selebritas Amerika Serikat. Ia telah menghabiskan hidup untuk membaktikan dirinya kepada dunia seni lukis, hingga menutup mata di usia yang ke 98 tahun. Ia meninggal pada tahun 1986, namun jasa dan karyanya terutama bagi kalangan pelukis perempuan sangat dihormati dan selalu diingat. Ia menderita kelainan syaraf setelah terjatuh di Radio City Hall, pada tahun 1932. Selama masa perawatan dan penyembuhannya (dua tahun), ia tidak mengerjakan satu karya pun.

5. Paul Gauguin
File:Paul Gauguin 1891.png
Paul Gaugin (1848-1903) adalah seorang teman dekat dari Vincent Van Gogh, ia pun seorang pelukis yang berpengaruh dalam dunia seni lukis. Namun ia juga mengerjakan seninya tidak hanya dalam satu media saja, ia memahat, membuat keramik, percetakan dan banyak lagi. Salah satu yang mencatat namanya di dalam sejarah seni lukis, adalah peranannya dalam pergerakan seni pasca-impresionis (post-impressionist) di Prancis.  Namun sayang, seniman Prancis ini mengakhiri hidupnya sendiri, diduga ia menderita sebuah depresi yang akut, beberapa menyebutkan bahwa Paul sering mendengar suara-suara misterius yang memanggilnya.

6. Mark Rothko
File:Photo of Mark Rothko by James Scott in 1959.jpg
Mark Rothko (1903-1970) adalah seorang abstaksionis ternama dari Kota New York, AS, namanya besar dalam kancah pergerakan seni lukis abstrak. Mark yang pribadinya banyak dipengaruhi oleh pemikiran Yunani dan Nietzsche. Namun demikian, semasa hidupnya ia harus menderita sebuah depresi yang panjang dan gangguang kesehatan lainnya. Akibatnya kondisi kesehatan dan jiwanya tersebutlah yang mengantarkannya pada proses kematian yang singkat. Ia meninggalkan pesan untuk menemukan jenazahnya, ia menggunakan pakaian dalam dan kaus kaki panjang, terapung dalam kolam yang diwarnai darah, karena ia telah memotong urat nadi dengan pisau cukurnya.

7. Michelangelo

Ia adalah pelukis yang namanya melegenda dalam karya lukisnya di atas dinding langit-langit di sebuah gereja di Kapel Sistine, Michelangelo (1475-1564) adalah sosok yang tidak perlu diragukan lagi di dalam sejarah seni dunia. Namun demikian, ada beberapa komentator yang menyebutkan bahwa Michelangel menderita gangguan kesehatan jiwa yang serius. Salah satu komentar itu keluar dari Dr. Paul Wolf dari Universitas California, ia menyatakan argumennya, bahwa dibalik karya Michaelangelo yang melankolia, sebenarnya  mereflesikan sebuah kecenderungan yang bersifat depresif, simptomatis. Hal tersebut adalah perwujudan dari kelainan jiwa, bipolar, yang diidap oleh Michaelangelo. Beberapa pandangan spekulatif mengenai pola pemikiran dan pengalaman seorang Michaelangelo dapat dilacak dalam karyanya yang lain.

8. Richard Dadd
File:Richard-Dadd-1817-1886.jpg
Richard Dadd (1817-1886) adalah salah satu pelukis era Victoria yang terkenal dengan detil pada setiap karya dan juga penggambaran atmosfer mistisnya. Pertama diketahui dan tercatat mengalami kelainan jiwa yaitu ketika Richard sedang melakukan sebuah pelayaran di atas Sungai Nil, Mesir. Saat itu ia bergerak ke sana-ke mari tak beraturan dan mengatakan bahwa jiwa telah diambil oleh dewa Mesir Kuno, Osiris. Ketika ia kembali dan tiba di Inggris, ia meyakini bahwa ayahnya seorang Iblis, kemudian menusuk dan membunuhnya. Ia pergi ke Prancis dan hampir membunuh turis di kota tersebut. Ia kemudian memutuskan untuk mendapatkan sebuah pengobatan medis, di sebuah rumah sakit jiwa terkenal, Bedlam. Di sanalah ia membakar semua mahakaryanya. Sebuah simpulan mengatakan bahwa Richard mengalami paranoia-skizofrenia, yang ia dapatkan secara turun temurun.

9. Nicolas de Staël

Nicolas de Staël (1914-1955) adalah sosok seniman yang besar namanya di era 1950’an, dan terdepan diantara generasinya. Dalam karyanya ia menghadirkan sebuah keaslian dalam pencitraan sebuah lukisan landscape, menjadikannya seperti sebuah asbtrak yang bernilai tinggi dalam dunia seni.  Ia diketahui menderita kelainan jiwa ketika tinggal di Prancis selatan, Antibes, karena di tempat ini lah ia mengasingkan diri. Namun ia kemudian memutuskan untuk mengakhiri hidupnya tak beberapa lama setelah tidak berhasil bertemu dengan seorang kritikus seni.Nicolas melompat bebas dari lantai 11 apartemennya.

10. Louis Wain

Ia adalah salah satu pelukis yang dikenal kehebatannya melalui lukisan-lukisan berobyek binatang, Louis Wain (1860-1939) seorang pelukis yang produktif dalam berkarya. Namun di suatu musim gugur ia harus merasakan sebuah penderitaan seorang skizopferenia, sebuah keadaan yang membuatnya tidak bisa membedakan mana yang nyata dan tidak nyata. Sebuah delusinasi dan ketidakpercayaan, permusuhan dan kasih sayang saling bertabrakan dalam realitas yang dialaminya. Beberapa psikolog yang menanganalisa mengatakan bahwa pengalamannya bisa terlihat di dalam karya-karya yang dibuat Louis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar